Trend marketing terus berkembang mengikuti tuntutan konsumen, tentu juga merupakan rentetan efek pertumbuhan teknologi dan informasi. Di bidang perbankan sudah menunjukkan adanya adopsi yang lebih menekankan pada teknologi digital. Industri perbankan terus terlihat untuk terus meningkatkan penggunaan teknologi dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, mulai dari metode pembayaran hingga untuk menilai dan memeringkat kelayakan kredit yang simulai dari pola pengeluaran, bukan lagi dari kesehatan keuangan personal.
Tidak jauh berbeda pada sektor / industri ritel, adopsi teknologi digital akan terjadi banyak pembayaran cashless melalui akun e-wallet, bahkan rekening yang saling terintegrasi. Dalam perkembangannya  e-wallet nantinya juga akan terjadi perampingan opsi pembayaran, sehingga konsumen akan semakin termudahkan dalam bertransaksi. 
Ada hal yang menarik dari pertumbuhan ecommerce. Leader atau mereka yang menjadi “raksasa” e-commerce lambat tapi pasti akan mengakuisisi ritel konvensional. Hal ini menandakan bahwa semakin pentingnya metode pemasaran OMNI yang mengintegrasikan online dan offline marketing. Ritel konvensional bisa mengembangkan strategi OMNI dengan memberikan pengalaman belanja dari memilih hingga membayar senyaman mungkin.
Pembayaran digital menjadi satu hal yang booming di era sekarang. Dengan peningkatan pengalaman berbelanja dan pembayaran digital, platform pembayaran digital mulai mengambil peran baru. Beberapa perusahaan telah menjajaki kemungkinan platform pembayaran digital sebagai saluran distribusi untuk dana kredit. Jenis pinjaman ini akan menarik bagi peminjam jika biaya dana lebih ekonomis. Di sisi lain, dengan menganalisis data tentang pola perilaku pengguna dapat membantu pemberi pinjaman untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan dana pinjaman. Munculnya perusahaan atau penyedia financial technology adalah bagian dari trend pembayaran digital. 
Selanjutnya adalah, teknologi Artificial Intelligence (AI). Peran AI telah banyak membantu perusahaan untuk mempersonalisasikan hubungan mereka dengan pelanggan. Dengan menggunakan AI, perusahaan dengan jumlah pelanggan yang besar dapat mengumpulkan dan menyusun data dari pelanggan mereka dan menggunakannya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan membangun hubungan yang kuat. Database seakan secara instan dan otomatis masuk dengan sendirinya tanpa perusahaan meminta secara tatap muka/direct. Disadari maupum tidak, seorang pelanggan atau konsumen telah mamasukan data personal mereka demhan kecanggihan AI. 
Jika pada masa lalu pengangguran relatif sulit diatasi yang kemudian berbagai upaya menciptakan pengusaha mandiri/wirausaha, maka pada era digital ini mungkin adalah bagian dari hasil upaya tersebut. Ditengarai, akan banyak/bertambah para profesional yang mampu mengambil risiko untuk memulai perusahaan mereka sendiri. Namun, persentase startup yang berhasil sangat kecil dan kebanyakan mereka mengalami kegagalan. Untuk menghindari situasi seperti itu, banyak perusahaan saat ini mulai mendorong para profesional mereka untuk menjadi intrapreneur. Para profesional didorong untuk mengambil risiko yang lebih besar, sebagai imbalannya, mereka ditawari berbagai manfaat intrapreneurship dari kepemilikan bersama di perusahaan yang baru dibuat, rumah dan insentif lainnya.
Tren selanjutny adalah drone. Alat ini akan banyak digunakan sebagai media dan peralatan penting dalam emasaran. Sekarang sebuah video pemasaran bisa diciptakan oleh siapa pun. Tidak sedikit beberapa perusahaaan properti menggunakan drone sebagai salah satu alat untuk menyajikan produk mereka kepada konsumen. Beberapa influencer juga menyoroti pemandangan dari langit dengan menggunakan drone sebagai alat pembuat konten yang menarik, update dan menghibur. 
Efisiensi adalah bagian dari keberhasilan bisnis. Menekan biaya untuk tenaga penjualan (menguranginya) adalah salah satu yang dapat dilakukan. Maka trend marketimg lainnya adalah vending machine. Vending machine dapat menyediakam beragam opsi pembayaran, tidak sekadar tunai. Vending machine ini menjual mulai dari minuman ringan hingga daging segar maupun jenis produk lainnya. Tren ini tentunya bisa menggangu para pedagang konvensional yang menjajakan produk secara direct berikut metode pambayarannya. Vending machine akan menjadi lawan serius karena VM bisa beroperasi 24 jam tanpa perlu sumber daya manusia atau tenaga penjual. Vending machine juga bisa menjadi sebuah medium iklan yang besar dan ditempatkan di beberapa titik-titik keramaian, rumah sakit, sekolah tinggi, bioskop dan lain-lain. 
Tren yang tak kalah menariknya adalah melibatkan pelanggan terhadap tindakan tanggung jawab sosial sebagai pilar pemasaran. Pelanggan yang selalu terhubung dengan internet cenderung membuat keputusan yang dipengaruhi oleh penilaian emosional. Sementara jarang brand bisa terlibat emosional dengan pelanggannya. Untuk membedakan diri dari kompetitor, kini lebih banyak brand mengadopsi tanggung jawab sosial sebagai salah satu dari banyak cara untuk melibatkan pelanggan mereka. Inisiatif sosial ini, memungkinkan mereka untuk bercerita tentang bisnis mereka melalui berbagai platform media sosial. Ini membantu menciptakan relevansi dan keterikatan emosional bagi perusahaan-perusahaan ini untuk memasarkan merek mereka
Trend pemasaran terakhir adalah hadirnya teknologi Smart Home. Melalui teknologi ini, peralatan rumah tangga seperti kulkas dengan algoritma AI di dalamnya akan memonitor perilaku konsumsi. Ini kemudian akan secara otomatis mengirim permintaan ke pemilik rumah untuk mengingatkan mereka untuk melakukan pemesanan untuk item yang akan segera habis. Smart Home akan memonitor perilaku individu dan memberikan personalisasi dalam gaya hidup mulai pengaturan suhu rumah, penerangan, hingga hiburan seperti musik yang dipersonalisasi dan televisi. Smart home juga akan menjadi masalah serius bagi ritel konvensional. Lalu apakah anda siap mengambil bagiam dari trend-trend pemasaran tersebut? Beranjaklah dari posisi nyaman duduk saat ini untuk. segera memulai hal yang lebih sulit sebelum sulit menggeser dari kenyamanan itu.